Selasa, 20 Juni 2017

Jeng Ana, Dikenal Sebagai Ahli Obat Herbal, Ternyata Pengetahuan Medisnya Asal-asalan semua!


Jeng Ana
belakangan viral sebuah video ang beredar . Video ini memperlihatkan sebuah stasiun televisi lokal yang menayangkan acara talkshow dengan salah seorang yang selama ini dikenal sebagai ahli pengobatan herbal , Jeng Ana. Siapa lagi yang tidak kenal dengan wanita ini , khususnya untuk warga Pekanbaru pasti sangat mengenalnya bukan?

Diketahui acara talkshow ini mengundang komentar Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) yang mengirimkannya ke Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) untuk menyarankan agar mereka yang berwenanglah yang menjelaskan mengenai kesehatan medis , bukan orang awam seperti Jeng Ana yang memberikan penafsiran yang salah.

Jika pemahaman tentang suatu isilah medis saja salah, bagaimana ia bisa memberikan resep untuk obat herbal yang dibutukan , betul tidak ? Mari diikuti ulasan berikut ini.

Wanita bernama Jeng Ana ini dengan percaya dirinya menjelaskan satu demi satu istilah -istilah medis yang asing bagi masyarakat umum.

Bagi orang yang awam dengan istilah- istilah medis ty mungkin akan percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan Jeng Ana. Apalagi diperkuat dengan kehadirannya mengisi talkshow tersebut di salah satu televisi lokal . Jika dibandingkan dengan media sosial , keberadaan televisi seharusnya bisa lebih dipercaya karena informasi di dalamnya tentu sudah melewati seleksi dapur studio . Namun , tidak dengan video Jeng Ana yang sedang viral ini . Dalam video tersebut tampak dirinya sedang memberikan penjelasan mengenai tumor otak dan beberapa istilah medis yang asing di telinga masyarakat umum . Bukannya memberikan fakta yang jelas dan benar , Jeng Ana justru menuturkan informasi medis tidak pada tempatnya. Dirinya seolah tidak sadar bahwa penonton talkshow - nya saat itu bisa berasal dari berbagai kalangan yang malah berujung pada pembodohan publik.

Kira - kira begini penjelasan versi Jeng Ana :
Apa yang telah dilakukan Jeng Ana ini membuat resah komunitas -komunitas dokter di Indonesia , videonya pun tersebar luas di kalangan mereka.
Livecasino338
Livecasino338

Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) mengecam beredarnya informasi palsu mengenai istilah- istilah medis yang dilontarkan Jeng Ana di program talkshow televisi lokal . Mereka menyayangkan bagaimana bisa orang yang tak punya dasar ilmu kedokteran dengan percaya dirinya membacakan hasil MRI ( Magnetic Resonance Imaging) di depan publik . MRI sendiri adalah prosedur mutakhir yang dilakukan untuk mendiagnosis kelainan organ di dalam tubuh menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio tanpa radiasi sinar X atau bahan radioaktif. Pembacaan hasil MRI memerlukan pendidikan khusus kedokteran . Jadi seharusnya bukan kompetensi Jeng Ana untuk membacakan hasil MRI tersebut , dengan disertai penjelasan - penjelasan medis yang ngawur.

Ternyata dirinya banyak dikenal di kalangan selebriti Tanah Air sebagai herbalis profesional.

Usut punya usut, Jeng Ana ternyata sudah cukup dikenal di kalangan selebritas tanah air sebagai ahli pengobatan herbal . Salah satu artis yang pernah berobat kepadanya adalah Almarhum Olga Syahputra . Jeng Ana juga memiliki beberapa klinik pengobatan herbal dan salon aura spa yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia . Klinik dan salonnya melayani semua jenis pengobatan dan perawatan kecantikan luar dalam . Salah satunya yang terkenal dan banyak dikunjungi ada di bilangan Jakarta Selatan.

Olga saat melakukan pengobtan herbal
Pihak media yang menayangkan seharusnya lebih selektif pada keputusan -keputusan menghadirkan narasumber dalam setiap programnya.

Sudah menjadi kewajiban setiap media , tak peduli apapun bentuknya, untuk menyajikan informasi yang berdasarkan fakta . Menghadirkan narasumber yang memang ahli di bidangnya memang bisa menjadi salah satu cara untuk menghadirkan kepercayaan publik terhadap sebuah media . Namun , apa yang dilakukan salah satu TV lokal tersebut agaknya perlu disikapi secara serius . Bagaimana tidak , acara talkshow yang tujuan seharusnya untuk memperkaya pengetahuan penonton justru berujung pada pembodohan publik . Sebaiknya setiap media menyadari bahwa penempatan pembicara di setiap programnya harus dilakukan secara selektif dan serius.

Nah , kejadian seperti ini agaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita semua . Untuk kamu para penikmat produk media , sebaiknya jangan telan mentah- mentah informasi apapun yang hadir di sekitar kita . Alangkah lebih baiknya jika kamu melakukan cross-check.

Ini bukan soal rebutan lahan, tapi soal masa depan bangsa ini yang dirusak kaum bodoh. kasihan bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar