Kamis, 07 September 2017

Dunia Sudah Salah Paham Tentang Konflik Yang Sedang Terjadi di Myanmar Karena Termakan Berita Hoaks

Aung San Suu Kyl
Konselor Pemerintah Myanmar Aung San Suu Kyi, mengecam maraknya peredaran berita-berita hoaks mengenai situasi warga Rohingya di kawasan Rakhine.

Menurutnya, seperti dilansir Independent, Rabu (6/9/2017), berita-berita palsu dan kampanye berdasarkan informasi yang salah memicu krisis dan merongrong kedaulatan Myanmar.

Berita palsu tersebut, kata Suu Kyi, termasuk tentang kekejaman militer Myanmar terhadap warga imigran Bengali atau yang biasa disebut oleh pihak lain sebagai Rohingya.

Pernyataan tersebut, ditegaskan Suu Kyi saat berbicara dengan Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan via sambungan telepon, awal pekan ini.

Dalam pembicaraan itu juga, Suu Kyi memprotes Wakil Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek yang mengunggah empat foto hoaks mengenai Rohingya di akun Twitter pribadinya.

Foto-foto yang diklaim sebagai warga Rohingya korban brutalitas militer Myanmar itu ternyata palsu. Meski hoaks, foto-foto tersebut sudah viral dan memicu kemarahan dan sentimen agama terhadap konflik di Myanmar.

Foto dan informasi hoaks sebenarnya tak hanya dilakukan oleh Simsek. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Tifatul Sembiring juga sempat mengunggah foto yang diklaim sebagai warga Rohingya korban brutalitas militer Myanmar. Ternyata, foto yang diunggah anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu hoaks.
Livecasino338
Bahkan, Suu Kyi menilai beragam foto, berita, dan informasi hoaks mengenai Rohingya itu justru membantu mempromosikan gerombolan teroris di Rakhine, yakni Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).

Gerombolan ARSA yang berideologi sama seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menyerang 20 pos polisi di Rakhine, Kamis (25/8)dua pekan lalu.

Setelah insureksi ARSA, pemerintah Myanmar merespons dengan mengerahkan militer dan mejadikan Rakhine sebagai daerah operasi. Terkait hal ini, Suu Kyi mengklaim militer Myanmar melindungi setiap warga negara yang berada di daerah tersebut.

Militer Myanmar sendiri mengungkapkan, 400 orang yang tewas dalam operasi militer di Rakhine mayoritas adalah anggota ARSA.

Untuk diketahui, Suu Kyi dalam dua pekan terakhir mendapat kecaman dari dunia internasional karena dinilai bungkam atas krisis Rohingya di Rakhine.

Itu setelah operasi militer Myanmar membuat 125.000 Rohingya terpaksa melarikan diri ke arah perbatasan negeri itu dengan Bangladesh, demikian laporan yang dipublikasikan PBB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar