Kamis, 21 September 2017

Kekejaman Kim Jong-Un dibeberkan oleh warga Korut Ini

Livecasino338
Seorang pembelot Korea Utara yang ayahnya adalah seorang perwira senior di bawah pimpinan Kim Jong-Un, buka suara tentang hal mengerikan.

Orang dalam rezim lama Hee Yeon Lim (26) mempertaruhkan nyawanya sendiri dengan mengatakan kepada dunia bagaimana Kim paranoid hidup seperti seorang kaisar, sementara dengan santainya mengeksekusi orang kepercayaannya atau bahkan kerabatnya sendiri.

Lulusan Pyongyang itu sekilas terlihat sebagai pemimpin yang terobsesi senjata nuklir dan telah memenjarakan 25 juta orang kelaparan dalam kemiskinan. LIVECASINO338

Seiring para pemimpin dunia menunggu langkah Kim berikutnya melawan Presiden Trump, dia mengungkapkan bagaimana Kim melakukan berbagai hal di luar nalar.

Mulai dari perintah kepada pasukan elit kelas atas Pyongyang, menyaksikan eksekusi mengerikan. Kemudian, mencuci otak dengan klaim tak terkalahkan dan ancaman terhadap AS.

Kim juga menyembunyikan ratusan bolthole mewah di area rahasia, yang hampir tidak terlihat agen mata-mata barat. Selain itu, memiliki budak seks, yang merupakan remaja dari sekolah, meski menikah dengan Ri Sol-ju, ibu dari ketiga anaknya.

Diketahui juga, Kim kerap menikmati makan siang seharga 1.000 poundsterling atau sekitar Rp17 juta, sementara masyarakatnya bertahan dengan makan rumput.

Hee Yeon berhasil melarikan diri dari ibukota Korea Utara Pyongyang, di mana dia dibesarkan, pada tahun 2015 dan sampai di Seoul tahun lalu. Dia melarikan diri bersama ibu dan adik lelakinya setelah ayahnya Kolonel Wui Yeon Lim, seorang peminum berat, Tentara Rakyat Korea meninggal pada usia 51.

"Meskipun kami memiliki hak istimewa, kami takut. Saya melihat hal-hal mengerikan di Pyongyang," katanya.

Dia melihat pembunuhan publik terhadap 11 musisi Korea Utara yang dituduh membuat video porno. Dia mengatakan eksekusi tersebut dilakukan tak lama setelah Kim menggantikan almarhum ayahnya Kim Jong-Il.
Livecasino338
"Kami diperintahkan untuk meninggalkan kelas kami oleh petugas keamanan dan melakukan perjalanan ke Akademi Militer di Pyongyang. Ada lapangan olah raga di sana, semacam stadion. Para pemusik dibawa keluar, diikat, berkerudung dan mulutnya tersumbat, sehingga mereka tidak dapat berbicara, tidak meminta belas kasihan atau bahkan menjerit. Apa yang saya lihat hari itu membuat saya sakit perut. Mereka dicambuk sampai akhir senjata diletuskan. Ada sekitar 10.000 orang yang diperintahkan untuk menonton hari itu dan saya berdiri 200 kaki dari para korban ini," bebernya.

Dia menambahkan, parahnya kemudian tank-tank militer bergerak dan mereka melewati tanah di tempat di mana mayat-mayat itu terbaring, menggiling jenazah, untuk menghancurkannya hingga rata dengan tanah sampai tidak ada yang tersisa.

"Saya merasa sangat sakit karena menyaksikan ini. Itu sangat mengerikan dan saya tidak bisa makan selama tiga hari karena membuat perut saya mual," kata Hee Yeon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar